Rusia siap untuk mendukung pengembangan nuklir damai Iran sambil menangani masalah kekhawatiran keamanan Israel, demikian disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (19/6) dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin kantor berita global terkemuka di St. Petersburg.
Tanpa mengungkapkan secara spesifik, Putin mengonfirmasi bahwa Rusia telah terlibat dalam diskusi terperinci mengenai masalah ini dengan pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS), serta telah mengomunikasikan proposal kepada para mitra setara di Iran.
“Secara umum, ini memungkinkan untuk memenuhi kepentingan Iran dalam energi nuklir damai dan pada saat yang sama mengatasi kekhawatiran Israel tentang keamanan nasionalnya,” katanya.
Putin menyebutkan bahwa Rusia mengusulkan “solusi yang memungkinkan” untuk ketegangan yang sedang berlangsung seputar aktivitas nuklir Iran, tetapi menekankan bahwa keputusan akhir berada di tangan kepemimpinan politik negara-negara yang bersangkutan.
Putin mengatakan tingkat kepercayaan yang tinggi antara Rusia dan Iran memungkinkan kerja sama yang produktif dalam penggunaan teknologi nuklir secara damai, termasuk penerapan di bidang pertanian dan kedokteran.
Putin juga mengingatkan kembali keterlibatan Rusia yang sudah berlangsung lama dalam program nuklir sipil Iran, termasuk penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr. Awalnya dirancang oleh perusahaan Jerman, proyek ini kemudian diselesaikan oleh perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom.
“Ini adalah sebuah tantangan, karena kami harus menyesuaikan desain Jerman dengan standar Rusia. Namun, kami berhasil, dan pembangkit listrik ini beroperasi dengan sukses,” kata Putin.
Dia menegaskan bahwa Rusia telah menandatangani kontrak untuk membangun dua unit reaktor tambahan di Bushehr, dengan lebih dari 200 spesialis Rusia saat ini bekerja di lokasi.
Dia menambahkan bahwa Moskow telah mencapai kesepakatan dengan otoritas berwenang Israel untuk memastikan keamanan selama upaya pembangunan yang sedang berlangsung.
Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat pada 13 Juni ketika Israel meluncurkan Operasi “Rising Lion”, yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. Iran menanggapinya dengan serangan balasan. Kedua belah pihak melaporkan adanya korban jiwa saat baku serang berlanjut di hari-hari berikutnya.